Pages

Thursday, August 19, 2010

Black Throat

 Blackthroated (Serinus Atrogularis)atau bisa di Indonesia dikenal sebagai Blackthroat burung yang berasal dari Benua Afrika dan di Indonesia umumnya Blackthroat yang ada diperkenalkan dan dibawa oleh oleh Bangsa Belanda. Asal nama burung ini tidak lepas dari ciri fisik dimana pada bagian kerongkongannya terdapat warna hitam pekat yang terlihat seperti burung ini sedang memakai dasi di lehernya atau terdapat noktah hitam di lehernya.
Blackthroat merupakan burung kecil yang masuk dalam bangsa Passeriformes dan dikelompokan dalam subbangsa Passeres (bangsa burung penyanyi) sehingga wajarlah kalau burung ini mempunyai suara dan nyanyian yang sangat mempesona. Blackthroat masuk dalam famili Fringilidae (bangsa kenari) dalam kelompok Serinus.
Menurut jenisnya Blackthroat yang ada di indonesia terdiri atas dua macam, yaitu Blackthroat berwarna coklat dan Blackthroat berwarna putih keabu-abuan (putih kelabu). Burung Blackthroat yang berwarna coklat memiliki postur yang lebih besar, sementara yang berwarna putih kelabu lebih disenangi karena warnanya yang tampak lebih bersih dan indah dan proporsi tubuhnya yang tampak lebih serasi. Kedua jenis burung ini mempunyai suara yang sangat keras, nyaring dan suara ngeroll yang sangat mempesona, sangat sulit membedakan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing burung ini.
Ketertarikan manusia pada burung ini tidak terlepas dari keterampilannya menyanyikan lagu yang merdu dan keras, di alamnya di benua Afrika burung Blackthroat ini biasa bertengger di pucuk pohon yang tinggi baik untuk mempersyaratkan daerah kekuasaannya maupun untuk memikat Blackthroat betina, suaranya dapat terdengar sampai ratusan meter. Tentunya karena kelebihan ini membuat manusia tertarik untuk mengoleksi burung ini.
Kelebihan lainnya adalah karena sifatnya yang poligami atau dalam kata lain satu Blackthroat jantan dapat dikawinkan dengan lebih dari satu betina sehingga bagi para penangkar tentu sangat menguntungkan.
Burung ini juga terkenal mempunyai mental yang berani, terbukti dengan kemampuannya dapat kawin dengan burung kenari yang secara fisik mempunyai ukuran tubuh lebih besar. Blackthroat juga dapat dikawinkan dengan Herda Sanger, Mozambik, bahkan gelatik.
Burung Blackthroat juga dapat menirukan suara burung lain (bersifat mimikri) Blackthroat merupakan master yang baik bagi burung lomba karena speed dan volume serta nada nyanyian indah yang dibawakannya.
Sebagai burung yang tidak termasuk dalam bangsa burung sosial karena mempunyai kebiasaan berpoligami, maka burung Blackthroat dapat dipelihara sendiri dirumah, namun sebaiknya dipelihara yang berkelamin jantan, karena Blackthroat jantan mempunyai variasi yang indah dan volume suara yang lebih keras sedangkan bagi Blackthroat betina suaranya cenderung lemah dan walaupun terkadang keras namun hanya bersifat monoton sehingga kurang indah didengar.
Satu lagi yang merupakan ciri khas dari burung ini adalah sifatnya yang over protektif terhadap anaknya (piyik). Jika dalam masa mengeram burung ini diganggu, maka jika dapat saja burung ini mematuki anaknya sampai mati.


Pemilihan Bakalan Blackthroat


Pilih yang Jantan

Burung Blackthroat merupakan burung yang kicauannya sangat indah, mengalun sangat merdu dengan irama tinggi dan rendah dengan kicauan yang panjang dan tidak terputus-putus. Namun Blackthroat betina biasanya sangat hanya mencicit dan suara kerasnya cenderung monoton.

Sulit mungkin bagi awam mengetahui ciri kelamin jantan dan betina, namun secara fisik tedapat perbedaan untuk menentukan Blackthroat jantan dan betina sebagaimana terdapat pada bagan sebagai berikut :

Ciri Jantan Betina
1. Postur Tubuh Panjang Agak membulat
2. Pita di Leher Berwarna hitam pekat Samar
3. Kepala Besar, agak panjang dan berbentuk lonjong Kecil dan membulat
4. Anus Menonjol keluar ada tonjolan sebesar biji kacang hijau dengan bulu rawis Datar dan hanya terdapat lubang untuk keluarnya kotoran
5. Paruh Tebal Tipis
6. Suara Nyaring, tidak terputus-putus (ngerol) serta memiliki banyak variasi Monoton, dan volume kecil
7 Leher Jenjang Pendek


Postur tubuh tegap
Blackthroat yang memiliki tubuh yang tegap dan besar serta lencir (panjang) biasanya memiliki mental yang baik dan suara yang panjang ini juga dapat mencirikan bahwa Blackthroat tersebut tidak mengalami gangguan atau tidak terhambat pertumbuhannya. Dada yang tegap dan bidang menandakan bahwa Blackthroat tersebut bervolume suara nyaring dan keras. Blackthroat yang bersuara keras bukan saja indah didengar namum jika kita turunkan dalam satu pertandingan tentunya akan berani dalam memperdengarkan suaranya di lapangan dan dapat menjatuhkan mental lawannya.

Sorot Mata Tajam
Sorot mata tajam dapat mencirikan bahwa Blackthroat tersebut bermental baik, dan sehat. Sebaiknya jangan dipilih Blackthroat yang bermata sayu karena dapat mencirikan bahwa mental Blackthroat tersebut lemah atau burung tersebut dalam keadaan kurang sehat.

Bulu Cerah
Bulu yang cerah bukan saja menambah keindahan dari burung tersebut namun dapat mencirikan bahwa burung tersebut merupakan burung yang baik dari perawatan maupun mentalnya.
Tidak cacat
Selain tidak sedang dipandang mata, burung yang cacat juga dapat mengurangi keberhasilan jika akan ditangkar. Yang biasa mengalami cacat pada burung finch adalah bagian kaki, bisa saja karena terjerat atau diganggu hama waktu kecil, maka bagian tersebut harus mendapatkan perhatian khusus ketika memilik Blackthroat yang kita inginkan.

Paruh
Pilih paruh Blackthroat yang panjang, tipis dan seimbang dimana bagian bawah dan atas paruh saat burung tersebut diam harus rapat, ciri tersebut menandakan burung tersebut mempunyai suara yang keras.

Awas Tertipu
Secara fisik, Blackthroat dan herda sanger mempunyai kemiripan. Adakalanya para pedagang yang tidak jujur menggunakan cara tidak terpuji dengan mencat bulu diatas bagian ekornya (bulu ekor) menjadi warna kuning yang merupakan ciri khas dan Blackthroat. Jika ini dikerjakan dengan rapi maka akan sangat sulit bagi awam untuk membedakan antara Blackthroat dengan Blackthroat jejadian.


Perawatan Blackthroat

Blackthroat yang sehat dan terawat tentunya akan mempersembahkan kicauan yang indah bagi kita yang merawatnya. Penampilan yang sehat, dengan kicauan merdu dan variatif tentu menambah rasa sayang dan kebanggan kita terhadap klangenan kita. Perlakukan yang salah, pola makan yang tidak tepat dan kondisi tempat yang tidak layak bagi burung ini tentunya berakibat pada turunnya performa burung. Blackthroat yang awalnya kita beli memperdengarkan kicauan yang merdu dan keras dengan pola perawatan yang salah tentunya lambat laun akan membuat Blackthroat menjadi lemas dan malas, sehingga tidak mau lagi memperdengarkan bunyinya. Kicauan bagi burung bukan saja menjadi tanda terima kasih bagi burung bagi pemiliknya, namun secara naluriah merupakan cara burung tersebut untuk menandakan kehadirannya, baik untuk menarik pasangannya maupun tanda keberadaan akan daerah kekuasaannya.

A. Makanan
Biji-bijian
Makanan untuk burung Blackthroat adalah biji-bijian, buah-buahan dan sayuran/dedaunan dan beberapa makanan tambahan (extra fooding).
Makanan biji-bijian selain memiliki gizi dan kalori yang mencukupi untuk burung jenis finch juga mengandung karbohidrat untuk tenaga juga cukup mengandung lemak nabati. Jenis biji-bijian yang diberikan antara lain :
1. Jewawut (40%)
2. Milet (10-5%)
3. Cannary Sheed (35%)
4. biji Sawi (10-5%)
5. Niger (2%)
6. dan biji lobak (3%)

Daun-sayuran/buah-buahan
Sayuran yang diberikan baiknya adalah sayuran dengan serat yang tidak terlalu banyak (seperti daun singkong) karena akan memudahkan bagi pencernaan burung, contoh sayuran yang dapat diberikan untuk Blackthroat adalah :
1. Sawi Putih
2. Selada Air
3. oyong
4. apel
5. Slada

Protein Hewani
Protein dibutuhkan untuk kesehatan dan kebugaran serta bagi Blackthroat dalam masa pertumbuhan maka protein hewani mutlak dibutuhkan untuk kelancaran masa perkembangan burung tersebut, protein hewani yang dapat diberikan adalah :
1. Kroto
2. Telur Puyuh
3. Telur Ayam (Kuningnya)

Vitamin tambahan
Seperti pada manusia, kebutuhan vitamin terkadang tidak dapat terpenuhi kesemuanya hanya dari makanan, namun dengan memakai suplemen vitamin.
Banyak vitamin yang dijual bebas yang dapat digunakan untuk kesehatan dan kebugaran bahkan untuk mencegah Blackthroat stress karena perlakuan dan perubahaan yang extreem.


B. Sangkar
Sangkar yang baik bagi Blackthroat minimal mempunyai ukuran P:30x L: 30x T:50 cm, selain mudah dalam menempatkan pakan Blackthroat yang cukup beraneka ragam, juga memungkinkan Blackthroat untuk leluasa bergerak. Pada kasus burung sedang dalam kondisi mabung mencegah terjadinya kegemukan.
Kebersihan sangkar juga harus diperhatikan. Minimal dalam 2 hari sangkar dibersihkan dari kotoran (tinja) dan bekas makanannya. Kebersihan sangkar juga menghindari burung dari terjangkit penyakit.
Kelengkapan standar bagi sangkar adalah : tenggeran dengan kondisi saat burung bertengger maka antara kuku kaki depan dan belakang tidak saling bertemu (terkena), tempat makan dan minum bisa terbuat dari mika atau porselein, tempat kroto dan jepitan untuk menggantungkan sayuran atau buah-buahan.

C. Pemandian dan Penjemuran
Pemandian dan Penjemuran bagi Blackthroat merupakan sarat mutlak, walaupun dengan intensitas yang tidak terlalu lama, Penjemuran selain merupakan sumber vitamin D, penjemuran dan pemandian yang rutin juga dapat mematikan kutu yang terdapat pada burung dan kandang burung juga membunuh bibit penyakit yang ada dalam sangkar. Penjemuran yang baik dilakukan pada rentang waktu pukul 07 sampai 10 pagi dengan waktu berkisar 1- 2 jam tergantung dari burung itu sendiri, jika burung telah tampak gelisah dan membuka mulutnya maka penjemuran dapat disudahi.

D. Pemasteran :
Pemasteran bagi Blackthroat ditujukan untuk menambah variasi kicauan. Untuk keperluan lomba pemasteran juga diperlukan untuk menambah keindahan. istilah master sendiri adalah memasukan suara burung yang dianggap bagus untuk selanjutnya dapat ditiru oleh burung Maskot (dimaster). Untuk keperluan lomba khususnya atau sekedar memaster untuk burung rumahan Sebelum memaster Blackthroat hal-hal yang perlu diketahui adalah Blackthroat harus memiliki dasar-dasar ciri sebagai berikut
a. Blackthroat memiliki suara yang keras, tebal dan bening serta kristal
b. Burung tersebut membuka sayapnya ketika berhadapan dengan lawannya
c. Burung tidak menempel di jeruji dengan waktu yang lama ketika berhadapan lawan
d. badan tegap gagah dan ketika berbunyi kepalanya ke kiri dan kekanan sambil berkicau.
e. Postur tubuh serasi dan tanpa cacat fisik

1. Master bagi Blackthroat
Sebelumnya harus ditentukan master yang tepat bagi Blackthroat adalah menentukan burung yang mempunyai suara dasar yang berkesesuaian dengan karakter suara Blackthroat. Terbaik adalah yang mempunyai suara keras, nyaring, tebal dan speed yang baik.
Untuk melatih speed Blackthroat pilihan terbaik adalah dengan menggunakan Herda Sanger.
Untuk suara crecetan kasar dapat digunakan Jalak Suren, Love Bird, Prenjak dan Ciblek juga burung gereja dan awalan branjangan.
Bagi yang ingin memasukan suara kenari, blackthroat juga dapat menirukan suara kenari, hanya saja beberapa orang tidak suka jika Blackthroat masuk suara kenari namun tidak berlaku sebaliknya.
Untuk keindahan suara master yang dapat dipergunakan jenis Anis.
Pemilihan burung master tentunya harus berkesesuaian dengan minat dari kita sendiri. Tentunya kita dapat menghindari master yang tidak kita inginkan.
Yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak aman saat pemasteran, jika kita ingin memaster dengan Jalak Suren maka jarak aman sekitar 5-7 meter, mengingat jalak mempunyai suara yang keras sehingga dikhawatirkan malah akan membuat Blackthroat menjadi stress.
Waktu yang tepat untuk pemasteran adalah sejak burung masih piyik atau sedang mengalami mabung. Keberhasilan pemasteran sendiri tergantung pada ketelatenan kita dan tentunya kecerdasan burung itu sendiri.



E. Masa Mabung :

Proses ganti bulu merupakan proses alami yang terjadi pada semua jenis burung yang biasanya terjadi karena perubahan kondisi yang mendadak atau memang burung memasuki masa pergantian bulu. Selain untuk merecovery bulu yang sudah usang dan tua pergantian bulu juga merupakan proses alami burung dalam menghadapi perubahan dan masa umur burung.

Pada saat ganti bulu burung akan mengalami suatu masa yang sangat menyiksa, pada saat seperti itu maka dibutuhkan perawatan yang lebih intensif. Burung akan lebih pasif, ada yang berhenti berkicau dan jika tidak dijaga dari udara jahat maka akan mudah terserang penyakit. Untuk mengatasi maka burung harus diberi makan tambahan untuk pertumbuhan bulu. Pada burung jenis Kenari, Blackthroat, Sanger dan Mozambik dan jenis Finch kecil lainnya maka pemberian makanan jenis biji-bijian dapat lebih diperbanyak dan burung juga perlu diberi makanan yang mempunyai kandungan mineral tinggi, seperti tulang cumi (sotong), dan karena proses pergantian bulu maka burung akan lebih sensitif terhadap perubahan cuaca, maka burung harus ditempatkan pada ruangan dengan kondisi yang sejuk dan menghindari dari gangguan lingkungan seperti suara burung lain yang terlalu keras, tikus, kucing, ******, dan gigitan nyamuk dan suara bising lainnya. .

Pertumbuhan tubuh dan pertumbuhan bulu serta telur semuanya diatur oleh kelenjar yang disebut dengan kelenjar buntu (tiroid). Kerja kelenjar ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan suplai pakan. Penurunan kelenjar tiroid dapat terjadi karena perubahan kondisi yang ekstreem secara mendadak seperti dari musim kemarau ke musin hujan dan sebaliknya atau akibat stress. Akibatnya burung menjadi lemas dan menyebabkan penumpukan lemak pada masa inilah burung akan mengalami kerontokan bulu.

Suatu saat kelenjar tiroid akan kembali pada keadaan normal. Pada saat demikian burung akan melanjutkan pertumbuhannya secara lengkap. Selanjutnya proses kerontokan akan berhenti. Naumun jika kelenjar tiroid melebihi batasan nomal maka burung akan berhenti rontok bulu tanpa melanjutkan pertumbuhan bulunya hingga sempurna. Peristiwa ini sering disebut dengan kerontokan bulu tidak sempurna (moulting)

yang perlu diperhatikan adalah Jangan gunakan sangkar yang terlalu kecil pada saat Blackthroat berada pada kondisi mabung, karena akan menyebabkan burung menjadi gemuk.

Saat mabung merupakan saat yang tepat untuk memaster burung, karena pada masa ini burung menjadi pasiv. Mereka menyimak apa yang ada disekelilingnya, penggunaan kerodong juga berfungsi agar burung yang sedang dimaster tidak melihat masternya, karena beberapa burung enggan untuk menirukan suara master jika diketahui bahwa suara tersebut bukan berasal dari jenisnya.


F. Permasalahan pada Blackthroat :
Ciri – ciri burung Blackthroat yang sedang mengalami gangguan kesehatan dapat dicirikan dari perilaku sebagai berikut :
 Malas bergerak, dan biasanya hanya duduk diatas tangkringan
 Intensitas suara jauh berkurang
 Terdapat bulu halus yang mencuat keluar, namun bukan dikarenakan burung tersebut akan memasuki masa kerontokan bulu
 Hidung berlendir
 Mata bengkak atau sering seperti sedang mengantuk
 Perubahan warna pada kotoran (peses burung) biasanya menjadi mencret
 Salah satu anggota badan sukar digerakan
 stress

Jika burung Blackthroat mengalami salah satu permasalahan diatas, maka dapat diindikasikan bahwa burung tersebut sedang mengalami gangguan kesehatan. Perawatan yang intensif dan pemberian obat-obatan serta vitamin perlu diberikan.

Stress dapat terjadi karena perjalanan yang jauh, perubahan kondisi lingkungan, shock akibat diterkam ******/kucing, mendengar suara burung atau suara lain yang sangat kencang dan lainnya.
Pada burung Blackthroat yang mengalami stress, cara terbaik adalah dengan memisahkan burung tersebut ke tempat yang tenang dan sepi dijauhkan dari kebisingan dan kicauan burung lain. Penggunaan obat anti stress juga dianjurkan. Pemberian pakan yang berprotein tinggi seperti kroto dan telur puyuh, pemberian kroto disarankan hanya sedikit saja, karena kroto bersifat panas. , sayuran dan apel juga disarankan, cara lain adalah dengan mendekatkan burung Blackthroat dengan Blackthroat betina.

G. Mandi
Burung Blackthroat yang kita rawat terkadang susah untuk mandi, cara memandikan burung Blackthroat umumnya dengan menggunakan cawan khusus untuk mandi, namun jika cara tersebut tidak dilakukan maka dapat dengan cara disemprot dengan menggunakan Handsprayer. Mandi bukan saja berguna untuk kesegaran namun juga menghindari Blackthroat dari kutuan jika dicampur dengan cairan khusus dan membuat burung menjadi sehat dan bulu menjadi mengkilat. waktu terbaik untuk memandikan adalah antara pukul 7-9 siang setelah itu dijemur kurang lebih 1 sampai 2 jam sebelum pukul 10, karena setelah itu sinar matahari akan terik dan kurang baik bagi burung. untuk menentukan kecukupan burung ketika dijemur dengan melihat gerak burung, jika burung sudah merasa gelisah dan mulutnya terbuka, maka penjemuran dapat dihentikan

Perawatan Blacktroat untuk Harian dan Pra Lomba

Sebagai burung yang memiliki suara yang indah, merdu dan keras yang jika di ibaratkan seperti mengalirnya air sungai di alam. Blackthroat (BT) tentunya merupakan burung yang layak dimiliki dan diminati oleh penggemar pecinta burung kicauan. Namun perawatan yang tepat dan proporsional dibutuhkan agar burung yang kita pelihara selalu dalam kondisi sehat sehingga dapat memperdengarkan kicauan yang dapat menghibur empunya-nya.

Setelah kita mendapatkan BT yang dianggap baik dengan memperhatikan :
1. Jantan
2. Postur tubuh yang tegap dan proporsional
3. Sorot mata tajam
4. Bulu yang cerah
5. Tidak cacat
6. paruh yang yang panjang dan tipis serta seimbang

maka perawatan blackthroat dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Perawatan Harian BT
a. Sangkar :
pilihlah sangkar dengan ukuran yang proporsional, sangkar yang terlalu kecil akan mengakibatkan burung menjadi kurang bergerak yang berakibat pada burung akan menjadi kegemukan dan rentan dengan penyakit dan malas untuk berbunyi. Sangkar yang terlalu besar memang baik untuk burung namun dampaknya adalah kurang sedap di pandang mata, sangkar dengan ukuran ideal bagi BT adalah 30 x 30 x 50 cm. selain mudah dalam menempatkan pakan Blackthroat yang cukup beraneka ragam, juga memungkinkan Blackthroat untuk leluasa bergerak. Pada kasus burung sedang dalam kondisi mabung mencegah terjadinya kegemukan.

Sangkar sebaiknya jangan ditaruh pada tempat dengan kondisi yang ekstreem (terlalu panas, berangin keras).

Kelengkapan standar bagi sangkar BT adalah : a). tenggeran : baiknya terdapat 2 tengeran dalam satu sangkar, kegunaannya agar burung dapat terbang dan hinggap di tempat berlainan, posisi makanan dapat diatur sedemikian rupa sehingga memaksa burung untuk terus bergerak agar sehat. b). Tempat makanan bijian, c) tempat minum, d) tempat menggantung sotong (grit) e). penjepit sayuran atau buah-buahan, f) tempat telur puyuh.

Kebersihan sangkar juga harus diperhatikan. Minimal dalam 2 hari sangkar dibersihkan dari kotoran (tinja) dan bekas makanannya. Kebersihan sangkar juga menghindari burung dari terjangkit penyakit.


b. Pakan.
Blackthroat merupakan burung jenis finch, seperti pada umumnya finch pakan utama Blackthroat adalah biji-bijian, umumnya yang disukai Blackthroat adalah jewawut (jawa)/Kunyit (sunda).
Makanan biji-bijian selain memiliki gizi dan kalori yang mencukupi untuk burung jenis finch juga mengandung karbohidrat untuk tenaga juga cukup mengandung lemak nabati. Komposisi Jenis biji-bijian yang diberikan antara lain :
1. Jewawut (40%)
2. Milet (10-5%)
3. Cannary Sheed (35%)
4. biji Sawi (10-5%)
5. Niger (2%)
6. dan biji lobak (3%)
agar Blackthroat tidak mengalami kegemukan, pemberian pakan cukup sebanyak 2 sendok teh untuk setiap harinya dan diselingi dengan pemberian pakan buah-buahan seperti : sawi putih, selada, oyong (gambas), daun ginseng secara bergantian setiap hari. Untuk buah dapat diberikan buah apel setiap 2-3 hari sekali.
Extra fooding yang cocok bagi Blackthroat adalah telur puyuh atau telur ayam hanya kuningnya diberikan setiap 2-3 kali dalam seminggu dan sesekali dapat diberikan madu yang dicampur dalam minuman atau dioleskan pada buah/sayur.
Pemberian sotong atau grit dapat diberikan untuk burung Blackthroat yang berguna bukan saja sebagai suplemen kalsium, namum untuk kelancaran proses pencernaan. Pemberian kroto walau dalam banyak literatur disarankan, namun para senior di KM cenderung menghindari, dikarenakan sifat kroto yang dapat mempercepat kerontokan bulu (panas)

c. Pemandian dan Penjemuran
Pemandian dan Penjemuran bagi Blackthroat merupakan sarat mutlak, walaupun dengan intensitas yang tidak terlalu lama, Penjemuran selain merupakan sumber vitamin D, penjemuran dan pemandian yang rutin juga dapat mematikan kutu yang terdapat pada burung dan kandang burung juga membunuh bibit penyakit yang ada dalam sangkar. Penjemuran yang baik dilakukan pada rentang waktu pukul 07 sampai 10 pagi dengan waktu berkisar 1- 2 jam tergantung dari burung itu sendiri, jika burung telah tampak gelisah dan membuka mulutnya maka penjemuran dapat disudahi. Blackthroat yang dijemur sebaiknya diberikan air yang cukup banyak ditempat yang lebar. Biasanya Blackthroat akan mandi di tempat minuman, kalau ini dirasa menganggu karena air dapat menjadi kotor atau terkena tinja maka dapat diberikan tempat mandi berukuran 6X12 cm yang umum tersedia dipasaran. Jika sudah selesai dilakukan pemandian dan penjemuran maka tempat mandi dapat diambil. Ada beberapa burung yang tidak terbiasa mandi dengan menggunakan wadah mandi, jika ini terjadi maka mandi bagi Blackthroat dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan Handsprayer.


Persiapan Lomba.
Bagi penghobiest yang bertujuan memelihara Blackthroat hanya untuk didengarkan suaranya, maka Blackthroat jika dirawat dengan baik akan berkicau dengan sendirinya.
Namun jika Blackthroat ingin dipersiapkan untuk lomba tentu harus dilakukan beberapa treatment khusus untuk kesiapan fisik dan mental dari burung Blackthroat yang akan diterjunkan ke lomba.
a. Pemasteran
Pemasteran :
Pemasteran bagi Blackthroat ditujukan untuk menambah variasi kicauan. Untuk keperluan lomba pemasteran juga diperlukan untuk menambah keindahan. istilah master sendiri adalah memasukan suara burung yang dianggap bagus untuk selanjutnya dapat ditiru oleh burung Maskot (dimaster). Untuk keperluan lomba khususnya atau sekedar memaster untuk burung rumahan Sebelum memaster Blackthroat hal-hal yang perlu diketahui adalah Blackthroat harus memiliki dasar-dasar ciri sebagai berikut
• Blackthroat memiliki suara yang keras, tebal dan bening serta kristal
• Burung tersebut membuka sayapnya ketika berhadapan dengan lawannya
• Burung tidak menempel di jeruji dengan waktu yang lama ketika berhadapan lawan
• badan tegap gagah dan ketika berbunyi kepalanya ke kiri dan kekanan sambil berkicau.
• Postur tubuh serasi dan tanpa cacat fisik

Waktu yang baik bagi burung yang dipersiapkan untuk lomba sebaiknya dilakukan semenjak usia Blackthroat masih sangat muda, ketika Blackthroat sudah mulai dipisahkan dengan indukan. Namun harus ditentukan master yang tepat bagi Blackthroat adalah menentukan burung yang mempunyai suara dasar yang berkesesuaian dengan karakter suara Blackthroat. Terbaik adalah yang mempunyai suara keras, nyaring, tebal dan speed yang baik.

• Untuk melatih speed Blackthroat pilihan terbaik adalah dengan menggunakan Herda Sanger.
• Untuk suara crecetan kasar dapat digunakan Jalak Suren, Love Bird, Prenjak dan Ciblek juga burung gereja dan awalan branjangan.
• Bagi yang ingin memasukan suara kenari, blackthroat juga dapat menirukan suara kenari, hanya saja beberapa orang tidak suka jika Blackthroat masuk suara kenari namun tidak berlaku sebaliknya.
• Untuk keindahan suara master yang dapat dipergunakan jenis Anis.

Pemilihan burung master tentunya harus berkesesuaian dengan minat dari kita sendiri. Tentunya kita dapat menghindari master yang tidak kita inginkan.
Yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak aman saat pemasteran, jika kita ingin memaster dengan Jalak Suren maka jarak aman sekitar 5-7 meter, mengingat jalak mempunyai suara yang keras sehingga dikhawatirkan malah akan membuat Blackthroat menjadi stress, sedangkan untuk burung dengan volume yang lebih kecil dapat berjarak 3 s.d 4 meter.
Waktu yang tepat untuk pemasteran adalah sejak burung masih piyik atau sedang mengalami mabung. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah biasanya burung yang dimaster tidak saling melihat dengan burung master khususnya pada burung piyik, hal ini dimungkinkan karena biasanya anakan burung enggan untuk menirukan suara burung yang tidak sejenis (bukan dianggap induknya), penggunaan kerodong dapat dijadikan alternatif. Keberhasilan pemasteran sendiri tergantung pada ketelatenan kita dan tentunya kecerdasan burung itu sendiri. Jika hal tersebut diatas telah dilakukan, maka hasilnya sudah dapat dilihat ketika burung telah mengalami masa mabung yang pertama (usia 6-7 bulan). Pemasteran dapat dilakukan setiap saat, tergantung pada keaktifan burung master.

b. Pra lomba
Sebelum burung dibawa ke lomba, sebaiknya dikondisikan dulu burung dalam keadaan siap tempur. Istirahatkan burung dengan cara di kerodong selama 2-3 hari dan jauhkan dari Blackthroat, Sanger atau burung lain yang bersuara sejenis dengan maksud burung dapat menyimpan tenaganya untuk lomba nanti. (tdk gembos)
Burung sebaiknya dikondisikan dengan sangkar lomba 3-4 hari sebelum lomba, jangan mengganti sangkar ketika hari H akan lomba karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja burung. Jika lomba dimulai pukul 10 pagi, baiknya burung sudah ada di tempat lomba sejak 2-3 jam sebelumnya supaya burung sudah beradaptasi dengan lingkungan (suara-suara burung lain). Usahakan dengan terlebih dahulu ke tempat latihan-latihan dengan Blackthroat sesama teman, selanjutnya latber untuk selanjutnya ke lomba besar untuk melatih mental burung. Untuk menghindari stress saat dibawa gunakan kerodong berwarna gelap untuk membantu Blackthroat agar tetap tenang. Pemberian madu atau air gula sedikit (glugo) dapat membantu mengatasi kelelahan perjalanan bagi burung. Pada saat ini kroto dapat diberikan dengan jumlah yang sedikit. Untuk Blackthroat yang terbiasa dengan betina, (dicharger) maka betina dapat disertakan. Sejenak dipertemukan untuk selanjutnya dipisahkan sehingga diharapkan dapat memacu semangat Blackthroat jantan. Sebelum lomba burung dapat dijemur atau disemprot agar segar. (sumber: www.kicaumania.org/indraf)

Dijual: Love Bird Holland

Hati-Hati Menangani Parkit Hollad

Add caption
Penanganan parkit holland, yang badannya relatif lebih besar ketimbang parkit lokal yang sudah ada selama ini, ternyata perlu ekstra hati-hati. Sebab, sebagai burung impor, dia memerlukan penyeseuaian dengan lingkungan baru di Indonesia. Berikut ini, cerita tentang parkit holland yang saya ambil dari Agrobur.

Setelah sukses menangkarkan jalak bali, cucakrawa dan lovebird, Harvey menambah koleksi burung ternaknya, dengan mendatangkan parkit import dari Belanda. Parkit jenis holland ini sebelumnya sudah pernah ia datangkan beberapa waktu yang lalu.

Sebagai coba-coba, waktu itu ia mengimport sebanyak 10 pasang. Namun, karena kendala cuaca dan kesalahan teknis dalam penempatan semua burung terserang penyakit, kemudian tidak lama kemudian mati. “Waktu import pertama, kita tempatkan di kandang besar, disatukan. Ditambah lagi waktu itu cuaca di sini tidak menentu, sehingga burung mudah terserang penyakit,” jelas Ikin, perawat yang dipercaya mengelola peternakan milik Harvey.

Belajar dari pengalaman pertamanya itu, kemudian ia kembali mendatangkan lagi sebanyak 40 pasang parkit Holland. Kali ini ia lebih hati-hati dalam melakukan penempatan di tempat barunya, yang memerlukan adaptasi, karena perbedaan cuaca. “Kali ini, begitu burung datang langsung dipisah-pisahkan. Setiap pasang ditempatkan di satu kandang tersendiri, berukuran kira-kira 40 x 40 x 60 cm. Ternyata dengan perlakuan seperti ini burung bisa bertahan dan kondisinya sehat,” tambah Ikin.

Proses penjodohan dilakukan sebelum pasangan ditempatkan di kandangnya masing-masing. Setelah terlihat menjodoh, setiap pasangan dipisahkan untuk dimasukkan ke kandang produksi. Di dalam kandang sudah tersedia box sebagai tempat betina bersarang.

Untuk menyesuaikan dengan postur parkit Holland ukurannya lebih besar dari parkit lokal, maka ukuran kandang dan box lebih besar sedikit. “Proses penjodohan hampir sama dengan lovebird. Kalau pasangan tidak menjodoh biasanya saling menjauh, maka secepatnya diganti pasangannya,” katanya.

Makanan pokok parkit tidak jauh beda dengan love bird, yang didominasi biji-bijian. Sebagai makanan tambahan, diberikan multivitamin untuk menyesuaikan dengan cuaca setempat. Kebetulan, cuaca di Bandung cukup sejuk dan tidak terlalu panas, sehingga proses adaptasi dan penyesuaian dengan lingkungan tidak terlalu lama.

Parkit Holland memiliki kelebihan tersendiri, dibandingkan parkit lokal. Selain postur yang lebih besar, juga suara lebih besar dan kencang. Selain itu variasi warna lebih banyak sehingga nampak lebih unik menarik. Keberadaannya juga terbilang langka, sehingga tidak mengherankan jika harganya pun cukkup tinggi. Apalagi, saat ini di beberapa daerah sudah mulai dilombakan kelas khusus parkit.

Respon penggemar buru kicauan terhadap jenis ini cukup bagus, yakni sebagai alternatif dari rasa jenuh kicaumania terhadap jenis-jenis yang sudah ada sebelumnya. Di samping itu parkit juga bisa menjadi salah satu burung pemaster andalan untuk beberapa jenis burung lomba. (*)

Wednesday, August 18, 2010

Perawatan Burung Cendet Jawara

Diambil dari: Omkicau.com

Ini adalah sebuah cerita tentang perawatan cendet-cendet yang namanya biasa menghiasi tabloid-tabloid burung. Hanya saja perlu dicatat sebelumnya, bahwa perawatan burung adalah tidak sama di antara sesama pemilik burung cendet jawara. Ada kesamaannya, tetapi banyak pula perbedaannya. Oke, ikuti saja ya cerita dari Agrobis Burung ini.
Perawatan cendet jawara secara umum hampir sama: mandi sepuasnya pada pagi hari, jemur lumayan kuat, jangkrik pagi-sore plus kroto, serta ulat hongkong menjelang lomba. Saat ngurak, burung juga tidak dimandikan, tapi sangkar tetap dibersihkan. Satu hal yang penting; tautan hati antara sang jagoan dan si perawat juga sangat penting dan menentukan!
Tak pelak lagi, hingga kini cendet termasuk burung yang sangat bergengsi. Sejumlah jagoan ternama pun ikut mengangkat nama pemiliknya ke jenjang tertinggi. Bagaimana merawat sang jagoan, mulai di rumah, menyiapkan ke lomba, hingga saat mabung?
Sejumlah nama cendet sangat dikenal ketangguhannya di lapangan. Sebut saja Monster milik Agung Budiman yang sehari-hari dirawat oleh Mamat, Siluman milik Vincent Semarang yang dirawat oleh Yus, juga ada Premium milik WS Suprojo yang kini mukim di Banjarmasin tapi burung dirawat di Salatiga oleh Agus Nasa dan Tedi, serta Xtrime-nya Mr Jombang Jogja.
Siluman, setelah masa mabung yang cukup lama, sekitar 8 bulan, akhirnya menunjukkan tajinya dengan memenangi sejumlah even besar. Mulai dari Pragola Pati, Bupati Cup Pemalang (18/6) nyeri, Orapi Cup Salatiga (28/6) nyeri, Batik Cup Pekalongan (18/7) meraih juara 1 dan 2.
Akan halnya Premium dan Xtrime berbagi juara 1 dan 2 pada even yang juga tak kelah berat, yaitu Gubernur Cup Jawa Tengah di Solo (18/7).
Monster seusai mabung dicoba di dua even, yaitu Trah Ab-E Sleman dan Gilas Cup Jogja (11/7). Kini, kondisi Monster yang dirawat oleh Mamat benar-benar lagi mempeng-mempengnya, dan menunggu “meledak” di Piala Raja 2010 dan akan dilanjutkan di Achun Award 2010 (artikel ini ditulis sebelum Piala Raja. Nah, Anda bisa melihat apakah burung-burung yang namanya disebutkan di sini memang muncul sebagai jawara di Piala Raja atau tidak dengan melihat artikel “Hasil Lengkap Piala Raja”
Perawatan ngurak dan harian Siluman
Selama masa ngurak, Siluman tidak mandi, extra fooding jangkrik diberikan pagi dan sore masing-masing 5 ekor. Selama di rumah alias ketika tidak disiapkan untuk lomba, Siluman diberi jangkrik pagi dan sore juga 5 ekor.
Pemberian pagi hari dilakukan sebelum dijemur. Setelah dijemur selama kurang lebih 10 menit, kemudian dimandikan, selanjutnya diberikan kroto secukupnya, lantas dijemur lagi selama kurang lebih 3 jam. Sore hari sekitar jam 4 diberi lagi jangkrik 4 ekor.
Perawatan lomba Siluman
Hari Senin-Kamis perawatan biasa seperti. Rawatan hari Jumat ditambah ulat hongkong 5 ekor, Sabtu asupan jangkrik ditambah sampai 25 ekor atau melihat kondisi burung. Minggu di lapangan cendet harus mandi. Seusai mandi,
tambah ulat hongkong 10 ekor, jemur dan krodong sampai dengan satu sesi sebelum lomba dimulai.
Perawatan Xtrime Mr Jombang
Pagi hari dikeluarkan supaya kena matahari sebentar saja. Kemudian mandi pagi lantas diberi jangkrik 4 ekor dan sore 4 ekor. Menjelang lomba perawatan hampir sama, hanya diistirahatkan dengan full krodong. Hari Minggu di lapangan sebelum digantang burung harus mandi sampai puas. Extra fooding prinsipnya sama dengan harian, hanya pada hari Minggu ditambah ulat hongkong secukupnya.
Perawatan cendet Premium
Ngurak: full krodong, tetapi kandang tetap dibersihkan setiap hari. Seminggu sekali extra fooding ditambah porsinya dari menu harian biasa, setelah bulu berhenti jatuh dan mulai tumbuh, kandang dibersihkan 2 atau 3 hari sekali.
Harian: Setelah bulu mulai panjang perawatan rutin kembali seperti harian/ semula. Menu utama jangkrik pagi dan sore 5 ekor ditambah kroto, mandi tiap pagi.
Stelan Lomba: Amati birahi dan power dari burung. Bila mulai kelihatan, burung jawara bisa mulai dicoba mulai dari latber. Pantau kelebihan dan kekurangannya, kemudian dimodifikasi sambil jalan sampai ketemu stelan yang pakem dan sang jawara bisa nampil maksi.
Master full sepanjang hari
Di blok tengah khususnya Jogja, nama Monster sangat disegani. Saat ini, bisa dikatakan Monster menjadi salah satu yang terbaik, pada saat kerja maksimal. Setelah melalui masa mabung, Monster mulai menunjukkan geliat yang menggembirakan bagi sang perawat dan pemilik, tapi sangat menakutkan bagi calon musuh-musuhnya.
Fisik Monster memang sangar. Paruhnya layaknya celurit, volumenya tembus, materi lagunya juga sangat lengkap dan dinyanyikan dengan sangat bagus. “Sekarang benar-benar lagi mempeng, seusai Gilas, sengaja kita istirahatkan, benar-benar disiapkan untuk Piala Raja. Ya, sebagai tuan rumah, tentu kita juga ingin memberikan perlawanan yang maksimal,” kata Agung Budiman.
Diperkirakan, Monster akan tetap pada top formnya sampai Achun Award pada 3 Oktober. “Kalau kondisi masih oke, tentu akan kita turunkan di sana, even yang sangat bergengsi tentu sayang kalau lewat.”
Dengan melihat kondisi burung yang benar-benar siap, Agung pun berharap juri PBI terpilih yang bekerja di Piala Raja benar-benar bisa bekerja dengan baik, kontrol maksimal, teliti dan adil, sehingga tidak mengecewakan para peserta.
Secara umum, perawatan Monster simpel dan tidak rumit. Sehari-hari menggunakan kandang harian kotak 45 x 45 sehingga cukup lega. “Kebetulan burung juga gampang, tidak banyak ulah. Saya kira ini karena kami sejak awal selalu merawat secara alami.”
Sebenarnya, burung benar-benar dirawat hanya pada pagi hari saja, mulai membersihkan kandang, memberi jangkrik, memandikan, hingga menjemur sampai dengan jam 11-an. Selama masa penjemuran yang normalnya selama sekitar 3 jam itu, kolak pakan dan minum dikosongkan. Jadi, selama itu memang burung-benar-benar dijemur, tak boleh makan minum.
Setelah diambil dari jemuran, burung kemudian diberi kroto secukupnyas lantas dibawa ke rumah dan full krodong. Sore, hanya diberi jangkrik lagi 5 ekor atau menyesuaikan, kemudian diistirahatkan.
Nah, selama dikerodong, Monster selalu ditempel master. Master utama Mamat tidak mau repot-repot, menggunakan sounic master. “Selalu hidup full 24 jam, tidak pernah saya matikan.” Namun, di luar sounic secara periodik memang ada burung lain, seperti lovebird dan baru-baru ini juga rambatan. Lovebird bahkan selalu dibawa ke lapangan dan ditempel terus di sebelah monster.
Menjelang lomba, “perawatan harian” justru dikurangi intensitasnya. Extrafooding ditambah dengan ulat hongkong dari hari Kamis. Mulai Jumat mandi dikurangi, jemur juga sebentar sarnpai jam 09.30-an saja, lebih banyak dikrodong dan istirahat.
Dari kandang harian, Monster dipindah ke sangkar lomba sejak Kamis. Di lapangan, burung dijauhkan dari burung-burung lain, terutama sesama cendet. Kini senjata Monster kian lengkap, selain lagu-lagu dari sounic, juga sudah memainkan lagu Rambatan yang “sekolah”-nya belum lama berselang.
Cerita soal Pardise
Paradise adalah salah seekor pentet debutan yang prestasinya stabil sejak kemunculannya awal 2010. Mengawali kiprahnya di lomba seputar Jabar, kemudian burung andalan Tio-GG Purwakarta ini terus menanjak prestasinya. Bahkan tidak hanya jago di seputar Jabar, kepiawaiannya sudah merambah keberbagai blok, di antaranya Sumatera dan blok Jimur.
Di seputar Jabar, double winner sering direbutnya. Minimal, posisi 3 besar ditempatinya. Terakhir, Paradise menduduki peringkat II di Gubernur Cup Bali (18/7). Sepekan kemudian, Paradise kembali diturunkan di even besar Bandung Fiesta (25/7), dan sukses merebut juara II di dua kelas yang berbeda. Dengan rentetan prestasi yang dikoleksinya, membuktkan bahwa Paradise bukan burung sembarangan.
Untuk ukuran di Jabar, yang penggemarnya tak sebanyak kelas anis merah, kenari atau muray batu, Paradise diakui sebagai salah satu pentet terbaik, yang konsisten di jalur juara.
Paradise berasal dari blok Tengah, yang merupakan habitat aslinya. Tio mengambil dari Ricky Donald Yogya, dalam kondisi mabung. Sebelumnya, Paradise sering nampil di blok Tengah dan rajin menembus papan atas. Meski begitu, karena diambilnya dalam kondisi mabung, perawatan jadi tidak mudah bagi Tio untuk menampilkan kembali Paradise ditangga juara. Apalagi berpindah tangan ke daerah yang iklimnya berbeda, tentunya memerlukan adaptasi yang tidak sebentar.
Dengan kondisi demikian, maka Tio pun menyeting pola perawatan yang baru, namun secara garis besar tidak melenceng dari perawatan sebelumnya. “Hanya menyesuaikan dengan kondisi cuaca di Jabar, yang cenderung lebih dingin.”
Paradise mengawali perawatan kesehariannya pada jam 6.30 pagi, yang langsung dikasih jangkrik sebanyak tiga ekor. Kemudian, burung dijemur selama sejam. Selanjutnya, burung dimandikan. Setelah itu, burung kembali dijemur, namun kali ini lebih lama, yakni sampai jam 11 siang. “Sambil dijemur, burung diberi jangkrik lagi sebanyak 2 ekor,” tambahnya.
Setelah dijemur, sebelum dimasukkan ke dalam rumah, burung diangin-anginkan lebih dulu. Setelah itu, burung dikerodong full sampai sore. Sore harinya, burung hanya diberi jangkrik lagi sebanyak tiga ekor.
Menjelang lomba, burung mendapat perlakuan yang sama seperi perawatan harian. Hanya saja, di arena lomba burung sebelum tempur diberikan ulat hongkong sebanyak tiga ekor dan seekor jangkrik, di setiap sesinya.
Jangan digenjot ekstra fooding
Kali ini cerita Tores. Cendet ini baru lima kali turun gelanggang setelah mabung pertama. Umurnya masih muda belia tetapi Tores sudah mengantongi gelar juara. Turun pertama di Panjer bertengger di posisi I dan II, turun kedua di Kapolres Jembrana juara I dan II, turun ketiga di Panjer juara II dan III langsung ditransfer Agung Tato senilai Rp 20 juta.
Di tangan Agung Tato, Tores tidak kerja di latber Sanglah. Akhirnya dikembalikan kepada Anto, sang perawat awal. Di tangan Anto, Tores kembali moncer. Begitu juga turun di Bali Santhi, Tores kerja maksimal dan banyak penonton yang memfavoritkan sebagai kandidat juara, namun sayang juri memilih yang lain dan Tores tidak masuk nominasi, hanya masuk di sepuluh besar.
“Dalam kondisi yang masih muda belia, Tores memang tidak bisa digenjot,” papar Anto, perawat Tores.
Sedikit saja digenjot, cendet yang baru mabung perdana akan langsung over birahi. Jika sudah munting, maka cendet muda tersebut akan kesulitan untuk dikembalikan. Meski tidak diberikan ekstrafooding pun cendet tersebut akan tetap rusak. Cara mengembalikannya mesti menunggu mabung lagi. “Saat mabunglah waktu yang paling tepat untuk menset-up ulang perawatannya,” papar Anto.
Berbeda dengan burung yang sudah matang usia atau tua yang bisa dilakukan penggenjotan sebab biasanya cendet dewasa lebih kuat menahan ekstra fooding tetapi powernya kurang maksimal. Berbeda dengan burung muda, mesti sedikit hati-hati menakar ekstra fodingnya. Biasanya burung muda lebih berpower. Karena itu, jika cendet muda dan dewasa bertarung, umumnya yang muda lebih unggul soal power suara.
Burung muda, kata Anto, di rumah lebih baik digandeng dengan cendet yang lain. Hal ini untuk melatih mental tempurnya. Tetapi jika serumah ada cendet, maka mesti selalu dikerodong.
Meski digandeng, Tores misalnya, jarang berbunyi selama dikerodong walau di sekitarnya banyak suara burung. Cuma kalau dibuka sedikit, Tores langsung bunyi.
Tores yang baru ngurak pertama, hanya mengkonsumsi jangkrik harian 1×1 ditambah kroto sedikit saja. Mandi seminggu dua kali dan jemur sebentar saja, hanya sampai kering. Menjelang lomba mulai hari Kamis, Tores dimasukkan sangkar ukir atau lomba. Jangkrik cuma dinaikkan 3×3 plus kroto sedikit. Pernberian jangkrik dengan jalan disuapi. Karena sifat Tores kalau sudah masuk sangkar ukir, ia tidak mau makan di cepuk. Minggu pagi diberi 5 jangkrik langsung berangkat ke lapangan.
Gudang cendet
Partai neraka! Begitu cap yang selalu menempel di kelas cendet ini di kawasan Jatim dan Madura. Hingga kini blok timur masih diakui menjadi gudangnya cendet berkualitas. Khususnya Surabaya dan Madura. Banyak kicaumania ingin mencicipi kerasnya persaingan. Minimal mereka sekadar ingin memacu adrenalin bertarung di partai neraka.
Meski dibilang partai paling keras bukan berarti dominasi jawara selalu muncul dari kedua kota tadi. Malang, yang dikenal sebagai penghasil kenari terbesar dan bersuhu dingin juga sudah piawai mencetak cendet-cendet level nasional.
Ketika ditemui di Bugis Cup, tercatat ada tiga nama yang siap menghentak di pentas nasional. Yakni Sirag Sarek milik Rudi Cheko; Young Guns, Celeng milik Dion Goa Gong, dan Osama milik Ach Baidawi, Purwodadi.
Berdasarkan prestasi dan materi, ketiganya tak bisa dianggap enteng. Suara kasar, tancep, lengkingan volume sudah mereka kantongi. Bahkan baru-baru ini Sirag Sarek berhasil menukik ke posisi kedua di Piala Gubernur Jatim, Celeng berhasil mengantarkan Dion menjadi cendetmania baru berpotensi di Kalimantan, lewat Grand Opening BBC.
Ketiganya punya karateristik perawatan yang berbeda. Rudi misalnya melakukukan perawatan yang mewajibkan besutannya tampil setiap pekan. “Kalau turun dua pekan sekali daya fighternya mengendur, makanya sebelum turun ke Piala Raja, Sirag Sarek harus tetap tampil di lapangan,” jelasnya pasca merebut posisi puncak Cendet Executive di Bugis Cup.
Sedangkan Dion punya cara sendiri untuk menjaga fighter Celeng di lapangan. Dobel kerodong dengan ketebalan dan warna yang berbeda menjadi pilihan. “Kalau enggak menggunakan kerodong seperti ini, burung bisa tarung terus,” jelas pria berperawakan subur itu.
Selama ini, penggunaan dobel kerodong dapat mengkondisikan besutannya tetap stabil. “Kalau mengenai prestasi lapangan, semua tergantung itikad juri untuk fair play. Khusus pemain baru, usahakan jangan punya niat datang ke lomba harus menang. Biasakan untuk siap kalah, jadi meski burung kerja bagus tapi enggak juara masih bisa legowo,” bebernya sambil menceritakan pengalamannya turun di Bali.
Bagi Baidawi, stabilitas performa cendet tergantung dari pola perawatan. Meski punya materi bagus, kalau pola perawatan tidak sesuai maka sulit tampil stabil. “Stabilitas perawatan kunci keberhasilan menjaga performa cendet,” jelasnya.
Catatan Om Kicau: Berdasar artikel di Agrobis Burung ini, maka yang paling cocok dengan pendapat Om Kicau selama ini adalah kalimat terakhir yang dikatakan Achmad Baidawi. Apa? Yah, konsistensi adalah kunci utama sukses perawatan burung. Coba klik saja link itu.
Salam konsisten, salam dari Om Kicau.